Label

Sabtu, 29 September 2012

I'm Not Alone #Episode 8#

#Rea#

Sesampainya di depan pintu gerbang sekolah aku hanya melihat bayangan wanita keluar, aku berusaha mengejarnya dengan sekuat tenaga dan kali ini aku berteriak sekencang-kencangnya “IIIIBBBUUUUUU”teriakku memanggilnya. Namun aku kehilangan jejaknya. Ia sudah menghilang, aku mencari kearah kanan dan kiri namun tak ada sosok yang ku cari. aku terdiam mangambil napas. Aku terengah-engah dan menahan rasa sakit di dada dan tanpa ku sadari air mata keluar dari mata kiriku.

Air mataku terus mengalir tanpa henti dari mata kanan maupun kiri. Aku tak bisa berteriak, aku hanya mengepal tanganku dengan kuat dan menangis. “kenapa kau lari dariku? Ibu…”kataku dalam hati. Dada ini terasa sesak, aku memegang dada kiriku, jantungku terasa terlilit oleh rantai,sangat sesak. Tiba-tiba seseorang datang kehadapanku dan segera memelukku dan aku tau dia adalah Riu. “menangislah semaumu. Berteriaklah jika itu membuat mu lebih baik.”katanya lemah. Setelah mendengar itu, aku tak bisa menahannya lagi, aku teriak sekencang-kencang terisak di pelukan Riu.

Setelah aku sedikit tenang, Riu mulai melepaskan pelukannya dan aku masih terdiam mematung. “ayo pulang, aku akan mengantarmu.”katanya mengajak. Aku hanya bisa diam dan mematung, ia memegang tanganku dan beranjak pergi. “kau antar Yui.”katanya pada seseorang, tanpa melihatpun aku tahu bahwa orang yang dia ajak bicara adalah miuji, ternyata dari tadi mereka ada disana. Walau aku tahu itu, aku tak bisa mengalihkan pandanganku pada mereka, karena aku terus berfikir tentang ibu.

Di perjalanan, Riu berjalan disampingku masih memegang tanganku. “apa dia ibumu?”Tanya Riu padaku. Aku hanya menjawabnya dengan mengangguk pelan, “aku rasa, dia mencarimu. Kalo benar begitu, suatu saat dia pasti mencarimu lagi. Tenanglah~”katanya menghiburku.  Aku memikirkan perkataannya, cukup masuk akal “tapi kenapa tadi dia harus lari?”tanyaku dalam hati. Saat aku sibuk dengan pikiranku, aku terkejut saat suatu benda terpasang ditelingaku. Riu memasangkan sebelah headset di telinga kananku dan ia memakai sebelahnya lagi. “saat seperti ini, music adalah obat yang ampuh.”katanya tersenyum. Ia langsung memutar lagu aqua timez ‘ehagaki no haru’.

“aku, miuji dan yui akan ada disampingmu. Mungkin suatu kejadian yang sangat besar telah menimpamu sehingga membuatmu kehilangan senyuman. Namun kini, kami ada disampingmu untuk mengembalikan senyuman itu. tersenyumlah bersama kami.”katanya panjang lebar. Entah kenapa kata-katanya tadi membuat hatiku lebih tenang. Aku memandang dengan seksama, terlihat senyuman tipis terpasang diwajahnya dan akhirnya ia menyadari aku memperhatikannya sedari tadi. “oh?kenapa kau menatapku seperti itu? ahh~ kau pasti terpesona dengan ketampananku ya?”tanyanya dengan percaya diri yang kuat. “kau memang terlihat manis saat tersenyum.”jawabku tanpaku sadari kata-kata itu terlontar di bibirku, sehingga membuatnya menjadi salah tingkah. Tangan kami yang entah dari kapan bergandengan tiba-tiba terlepas. Ia tersipu malu karena perkataanku membuatku tersenyum tipis melihatnya.

Sesampainya di depan rumah, riu melepaskan headset yang terpasang di telingaku. “masukklah. Cepat mandi dan istirahatlah. Kalau begini uban akan memenuhi kepalamu.”katanya sedikit bercanda. Aku sedikit tertawa dengan candaannya barusan, “oh?kau tertawa?aku rasa aku cocok menjadi pelawak.”katanya memuji diri sendiri. “terimakasi”kataku singkat, sejenak aku menatapnya lekat lalu segera masuk ke dalam rumah. “sama-sama Rea”katanya teriak membuatku tersenyum.


#Yui#

Aku memandang Rea dan Riu yang perlahan-lahan mulai hilang dari hadapanku. Entah kenapa aku merasakan ada yang janggal didiriku. “perasaan apa ini?apa aku cemburu pada Rea?aahh~ tidak mungkin.”kataku dalam hati sambil menggeleng-geleng cukup keras. “kau kenapa?”Tanya miuji memandangku bingung. “ah~ tidak. Ayo pulang.”jawabku cepat. “hidup gadis itu sepertinya sangat rumit.” Aku bengong dan tak mendengar apa yang miuji katakan, sampai-sampai miuji menyenggolku pelan “woi, kau kenapa sih? Aneh =.=.”katanya, “ga kenapa?kau ini mau tau aja ” kataku sambil menjulurkan lidah, terlihat muka bingung sekaligus kesal di wajahnya, buru-buru aku mengalihkan pembicaraan “Kita sudah sampai, kau pulang lah.”jelasku pada miuji. “apa kau mengusirku?”Tanya miuji padaku dengan tampang sewot. “emang kamu ga pulang?”tanyaku bingung. “YA!AKU AKAN PULANG SEKARANG”katanya dengan keras dan menekan nada setiap kata, membuatku sangat bingung dengan tingkahnya. Lagsung saja ia pergi dengan cepat dan aku masuk ke dalam rumah.

“ibu…ibu…”panggilku dengan nada keras, namun tak ada sautan dari ibu, aku mencarinya di kamar namun aku tak menemukannya. “ibu dimana?”tanyaku dalam hati, segera aku mecari bibi lii, dia adalah pembantu yang telah bekerja sejak aku masih kecil, sehingga aku sudah menganggapnya sebagai ibuku yang kedua. Akhirnya aku menemukannya di dapur sedang memasak. “bi, apa bibi melihat ibu?”tanyaku, “baru saja, nyonya pergi non.”jawabnya, “kemana?”Tanyaku penasaran. “ga tau juga tuh non?katanya ada seseorang yang harus ditemuinya.”jelasnya kemudian. “dengan siapa?”tanyaku dalam hati masih penasaran.


#Miuji#

Aku berbaring di kasurku dengan tatapan hampa, tiba-tiba aku kepikiran sesuatu

*flashback*
Kyaaa~terdengar teriakan yang suaranya aku kenal, “yui”kataku dalam hati. Aku mencarinya dalam kegelapan dan akhirnya aku dapat menemukannya dan langsung saja aku memegang tangannya. “kenapa kau sendiri?mana temanmu?”Tanyaku pada gadis itu. “saat berimpitan masuk ke sini, aku terpisah dengan Rea.”katanya sedih. “trus kenapa kau sendiri juga?”Tanyanya berbalik padaku. “Riu sengaja aku tinggal.”kataku santai. “apa?”tanyanya kaget. “ya sudahlah, ayo kita jalan.”kataku sambil memegang tangannya.

Suasana rumah hantu itu lumayan menyeramkan dan tentunya itu membuat yui ketakutan. Ia berjalan sangat dekat denganku, ia memegang tanganku seolah takut terpisah. “hahaha”aku tertawa kecil. “kenapa kau tertawa?”Tanya yui bingung. “ga kenapa! Mau tau aja~”kataku mengejek, membuat dia sedikit kesal dan melepaskan genggaman tangannya dari tanganku. Setelah beberapa menit kami berkeliling rumah hantu, sampai juga kami di pintu keluar. Saat itu wajah sangat lega dan gembira sangat terpampang jelas di wajah yui, ia terlihat sangat lucu. “ekspresimu seperti menang lotre.”godaku padanya, membuatnya sedikit malu.

*flashback end*

“aiisshhh~ kenapa aku jadi mikirin itu. lebih baik tidur”kataku kemudian.


#Riu#

Walau hari ini sekolah, tentu saja pelajaran tidak berlangsung secara efektif karena kemarin sekolahku baru saja selesai melaksanakan festival yang cukup besar. Langsung saja terlintas dipikiranku untuk mengajak teman-temanku untuk bolos *jangan ikuti sikap riu ini teman…(=.=)b *segera aku mingirim sms ke Miuji, Rea dan Yui yang bertulis ‘datanglah ke  atap sekolah sekarang’. Setelah beberapa menit aku tunggu kedatangan mereka, yang pertama sampai adalah yui.

“oh, kau cepat sekali.”kataku padanya, “kebetulan aku berada ga jauh dari sini.”jelasnya lalu berjalan dan berhenti disampingku. “ada apa?”tanyanya kemudian. “kalo semua sudah kumpul baru aku beri tau.”kataku sengaja membuatnya penasaran.”ohh~”jawabnya singkat. Beberapa detik suasana terasa hening. Namun yui memecah keheningan itu,”kau menyukai Rea?”tanyanya tiba-tiba membuatku sedikit salting. “apa?ah, itu ten..tentu saja tidak.”kataku sedikit terbata. Aku hanya melihat ekspresinya yang tidak percaya. “aku juga tidak tau.”kataku pasrah kemudian. “kenapa kau bertanya seperti itu?”kataku berbalik bertanya. “ga napa. Hanya ingin tau.”jawabnya.

Terdengar suara pintu terbuka, “maaf lama.”kata miuji kemudian. “oh, baru kalian berdua?gadis itu mana?”tanyanya kemudian. “namanya Rea!”kataku sedikit jengkel pada temanku satu ini. “memangnya ada apa nyuruh kita kesini?”Tanya miuji penasaran. “nanti kalau rea sudah datang baru aku beri tau. Nah tu orangnya udah datang.”kataku cepat. “kalian merasa bosan ga disekolah?”tanyaku pada mereka. “lumayan”kata miuji lalu yui menjawabnya dengan mengangguk saja, “biasa aja”jawab rea. Nah gadis ini ni, ga ada ekspresi sama sekali, semua hal di bilang biasa aja =.=

“gimana kalau kita pergi ke taman bermain?”tawarku pada mereka. “ceritanya mau bolos nih?”Tanya miuji nyindir. “yo’a”jawabku dengan senyuman tipis. “lagi pula peraturan dibuat untuk dilanggar.”lanjutku. aku melihat kedua gadis itu geleng-geleng kepala namun tidak bisa menolak tawaranku. setelah semua sepakat, kami pergi ke parkiran sekolah, “kau bersamaku”kata miuji pada yui. “dan kau bersamaku” kataku pada Rea. Mereka sih ga ada pilihan selain bilang iya. Hahaha…

Setelah memberi keterangan palsu kepada satpam sekolah, kami langsung cuss ke TKP. Sesampainya di taman bermain. Kami memulai dengan bermain kora-kora. Teriakan-teriakan keras terlontar dari semua pemain. Setelah permainan selesai, aku melihat rea terus menarik napas panjang. “kau baik-baik saja?”tanyaku padanya. “jangan bilang kau tidak pernah main beginian?”Tanya miuji sambil menunjuk permainan kora-kora. “ini pertama kalinya.”katanya “tapi, aku suka.”lanjutnya. membuat kami tersenyum.

Kami mencoba semua permainan yang ada, dan suatu saat Miuji  memberi tantangan pada kami untuk masuk ke rumah hantu, langsung saja aku menolaknya mentah-mentah, aku ga mau harga diriku jatuh untuk kedua kalinya. Rea menolaknya dengan alasan, ia ingin istirahat dahulu. Otomatis yui juga menolaknya. Karena semua menolak, miuji sedikit jengkel. “kau takut ya?”ejek miuji pada yui. Kenapa yui?kenapa bukan aku?mungkin itu karena miuji udah bosan mengejekku…=.=

“siapa bilang aku takut?”elak yui. “alllahhh~ kemarin juga kamu teriak ketakutan”ejeknya lagi dengan lebih keras. “ishh.. ayo masuk. Akan ku buktikan aku ga takut!”kata yui sedikit jengkel. Jadilah, mereka berdua masuk kedalam rumah menyebalkan itu. “ayo kita cari tepat makan, aku laper.”kataku padanya. Belum gadis itu sempat untuk bilang ‘iya’ aku udah menarik tangannya duluan. Setelah sampai di tempat yang dituju “mau pesan apa?”tanyaku padanya. “apa aja boleh.”katanya singkat. Langsung saja aku memesan makanan dan minuman, setelah selesai aku duduk kembali di hadapan gadis itu.

Beberapa menit, kami hanya diam tanpa saling bicara. Akhirnya aku gerah juga, “masuk ke rumah hantu Cuma alibi miuji buat PDKT sama yui.”kataku memecah keheningan. “miuji suka sama yui??”tanyanya merespon perkataanku. “aku rasa begitu.”jawabku singkat. Dan lagi-lagi suasana kembali hening. Gadis ini terlalu pendiam, bukan bahkan lebih! dia itu adalah patung hidup! Dan anehnya aku suka dengan patung hidup?! =.=




#Miuji#

Saat ini kami sudah masuk ke rumah hantu, di dalam kegelapan yui berjalan di sampingku, ia berjalan dengan PDnya membuktikan kalau dia ga takut. Aku ingin tau seberapa besar tekadnya hingga dapat mengalahkan rasa takutnya. “kalau kau takut, bilang aja. Ga usah nahan-nahan gitu.”kataku padanya. Dia hanya diam ga menjawab pertanyaanku. Entah kenapa ada yang aneh, aku mencoba mencari sosok gadis itu, namun aku tak menemukannya. “yui, kau dimana?hei…”teriakku tidak terlalu keras. Beberapa detik tak merespon membuatku sedikit panik, jangan-jangan dia pingsan karena ga kuat tahan takut.”yui!”teriakku lebih keras.

“duaaarr”terdengar suara dari belakang dan terasa sepasang tangan memegang pundakku, hingga membuatku terkejut. “hahahaha. Kau takut ya?”kata yui tertawa. Ternyata dia menghilang untuk bersembunyi, dasar jail. “hei…. Jangan buat aku khawatir, aku kira kamu pingsan tau!”kataku sedikit membentak marah. Jujur aku benar-benar khawatir. “kenapa?akukan Cuma bercanda.”jawabnya merasa bersalah. “ayo!”kataku sambil menarik tangannya pergi.

Sampainya diluar, aku bisa melihat wajahnya dengan lebih jelas, dan ia masih memasang wajah bersalah. “jangan lakukan itu lagi. Dan aku akui kamu bukan penakut seperti Riu.”kataku pelan. “aku tahu. Tapi kenapa kau tiba-tiba marah seperti itu, bukankah itu terlalu berlebihan?”tanyanya, dan aku tak bisa menjawab pertanyaannya. “oh, Rea dan Riu kemana?”tanyanya setelah tidak melihat sosok mereka sedari tadi. “entahlah.”kataku benar-benar tidak tau.

Saat kami berjalan-jalan, terlihat ekspresi kecewa di wajahnya. “ada apa dengan ekspresimu itu?kau memikirkan aku atau Riu dan gadis itu?tanyaku padanya. “ge’er!”jawabnya singkat, memberi tau bahwa yang ia pikirkan bukan aku tapi Riu dan Rea. “apa kau tidak suka kalau mereka berduaan? Riu itu menyukai Rea, jadi wajar saja kalau mereka berduaan.”jelasku padanya. yui menarik nafas panjang “jadi Riu benar-benar menyukai Rea.”katanya lemah. “tunggu, jangan bilang kau menyukai Riu?”tanyaku berharap ia tak menyukai riu, namun ternyata aku salah “aku rasa aku pernah merasakan itu.”jawabnya membuat aku sedikit kecewa. “tapi, kalau memang Riu menyukai Rea. Aku akan mencoba untuk melupakannya.”lanjutnya.

“apa kau kecewa?”tanyaku kemudian. “yahh~ sedikit. Tapi aku bersyukur aku mengetahuinya saat perasaan ini belum terlalu dalam”jelasnya dengan senyuman sedih. “aku juga kecewa.”kataku kemudian. “kecewa kenapa?” tanyanya bingung. “kecewa karena orang yang kusukai sudah menyukai orang lain.”jawabku. “kalau begitu. Kau harus melupakannya.”katanya memberi nasihat. “lalu, bagaimana kalau orang yang aku suka akan mencoba melupakan orang yang ia sukai?”Tanyaku kemudian. Dia diam sejenak memikirkan perkataanku, lalu ia memasang muka aneh padaku.

“kenapa?”tanyaku bingung. “entah kenapa aku merasa cerita kita saling terkait (=,=) siapa orang yang kau sukai?”tanyanya kemudian. “kau!”jawabku singkat hingga membuatnya terkejut, hingga mengentikan langkahnya, otomatis aku ikut berhenti. “haha, kau bercanda ya?=..=” katanya tak percaya. “aku serius” jawabku kemudian.  Dia menarik nafas kemudian melanjutkan jalannya. “kenapa?kau masih tidak percaya?”kataku kemudian. “aku percaya”jawabnya. “trus kenapa kau diam?”tanyaku bingung. “trus aku mesti gimana?aku mesti guling-guling trus teriak ‘woii…miuji suka padaku lhoo’ gitu?”katanya sewot. “ya gak gitu juga. Maksudku kau suka padaku juga atau tidak?”tanyaku to the point

“selama ini, aku menganggapmu sebagai teman. Dan aku baru tau hari ini, kalau kau menyukaiku. Aku akan memikirkannya. Jadi biar waktu saja yang menjawabnya.”jelasnya kemudian. “emang waktu itu siapa?kenapa dia berhak menjawab pertanyaanku?yang aku Tanya kan kamu bukan waktu?”tanyaku bego. “aiishhh~ begonya ga ketulungan deh. Maksudku kita jalani saja dulu. Seiring waktu, kita akan tau jawabannya. Ngerti??”jelasnya dengan jengkel. “iya..iya… aku ngerti, ga usah marah-marah gitu.”jawabku dengan cemberut.

Hyakk, kami berpapasan dengan Riu dan Rea. “kalian dari mana? Abis mesum ya?”godaku pada mereka. Langsung saja, terasa tangan mendarat dikepalaku dengan keras dan sebuah kaki yang berasal dari sebelahku mendarat tepat dikaki kiriku. “awww~ sakit! Kalian kompak banget mukul dan nginjeknya.”kataku kesakitan pada Riu dan Yui. Dan gadis dingin itu memasang ekspresi merendahkanku. Sial~

“kita abis makan-makan.”jawab gadis itu. “jahatnya, makan ga ngajak-ngajak”kataku ngambek. “kami beli kalian makanan juga.”kata Riu memberi makanan padan Yui. Kami duduk-duduk di kursi tepat di bawah pohon yang cukup rindang. Selagi aku dan yui makan burger yang dibelikan, gadis dingin itu dan Riu menikmati minuman mereka sambil mendengar music bersama. “kalian makin dekat aja.”kataku berniat menggoda mereka. “kenapa?iri?”jawab Riu dengan sinis. Setelah selesai makan dan minum. Kamipun bersiap-siap untuk pulang. “antar yui sampai selamat.”kata gadis itu padaku. “aku tahu. Yui ayo naik.”suruhku, “sampai jumpa Rea…”salam yui padanya. “dan kau Riu jaga Rea, ok!”lanjutnya memberi perintah pada Riu, “sipp~”jawab Riu. Kamipun pergi meninggalkan mereka.


#Rea#

“ayo pulang.”ajakku pada Riu, “rea”kata Riu memanggilku. “ada apa?”tanyaku. dia diam sejenak kemudian menarik dan menghembuskan nafas cukup panjang. “selama ini kau melihatku sebagai apa?tanyanya membuatku bingung. “hemm…kau seperti teman, seperti saudara dekat, seperti kakak.”jawabku jujur. “hanya itu?”tanyanya terlihat kecewa. “kenapa?”kataku berbalik bertanya. “aku ingin lebih dari seorang kakak. Aku ingin menjadi teman hidupmu.”katanya kemudian. “teman hidup?”tanyaku makin bingung. “aku menyukaimu. Kau bisa memikirkannya terlebih dahulu. Setelah kau tau jawabannya, baru kau bisa memberitahuku.”katanya hingga membuatku kaget.

Selama perjalanan aku terus memikirkan perkataanya barusan, ini pertama kalinya seorang pria mengatakan perasaannya padaku. “Rea”panggilnya. “apa?”jawabku. “kau diam seperti itu, tidak memikirkan perkataanku kan?”tanyanya. “iya”jawabku singkat. “aku ga mau, kalau kau menjadi gila karena memikirkannya terus.”katanya bercanda. “aku ga akan gila hanya karena ini.”jawabku kemudian.

Sesampainya di depan rumahku, aku turun dari motor dan memberi helm miliknya. “terimakasi untuk hari ini.”kataku padanya. “hanya untuk hari ini?”tanyanya tak terima. “untuk hari ini, kemarin, kemarinnya lagi dan kemarin kemarinnya lagi.”jawabku sedikit bercanda. “hahaha…aku tau. Sama-sama.”jawabnya sambil mengacak-acak rambutku. “aku pergi. Sampai jumpa”katanya kemudian pergi dari hadapanku.

Sesaat aku melihatnya pergi hingga sama sekali tak melihat sosoknya. Aku membuka gerbang rumah dan menutup pintu gerbang. Saat hendak masuk ke dalam rumah, terdengar suara perempuan dari belakangku “Rea”katanya, langsung saja aku mencari sumber suara. Betapa terkejutnya aku, aku melihat ibuku berdiri diluar pagar sedang menatap dan tersenyum padaku. Aku kaget dan terdiam sejenak, namun aku melangkah pelan dan makin lama makin cepat. Aku membuka pintu gerbang dan melihat ibuku masih berdiri di sana, segera aku memeluknya dengan erat. Tak membiarkannya pergi untuk kedua kalinya. “ibuu…”

~to be continue~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar