#Rea#
Sesampainya
di depan pintu gerbang sekolah aku hanya melihat bayangan wanita keluar, aku
berusaha mengejarnya dengan sekuat tenaga dan kali ini aku berteriak
sekencang-kencangnya “IIIIBBBUUUUUU”teriakku memanggilnya. Namun aku kehilangan
jejaknya. Ia sudah menghilang, aku mencari kearah kanan dan kiri namun tak ada
sosok yang ku cari. aku terdiam mangambil napas. Aku terengah-engah dan menahan
rasa sakit di dada dan tanpa ku sadari air mata keluar dari mata kiriku.
Air
mataku terus mengalir tanpa henti dari mata kanan maupun kiri. Aku tak bisa
berteriak, aku hanya mengepal tanganku dengan kuat dan menangis. “kenapa kau
lari dariku? Ibu…”kataku dalam hati. Dada ini terasa sesak, aku memegang dada
kiriku, jantungku terasa terlilit oleh rantai,sangat sesak. Tiba-tiba seseorang
datang kehadapanku dan segera memelukku dan aku tau dia adalah Riu.
“menangislah semaumu. Berteriaklah jika itu membuat mu lebih baik.”katanya
lemah. Setelah mendengar itu, aku tak bisa menahannya lagi, aku teriak
sekencang-kencang terisak di pelukan Riu.
Setelah
aku sedikit tenang, Riu mulai melepaskan pelukannya dan aku masih terdiam
mematung. “ayo pulang, aku akan mengantarmu.”katanya mengajak. Aku hanya bisa
diam dan mematung, ia memegang tanganku dan beranjak pergi. “kau antar
Yui.”katanya pada seseorang, tanpa melihatpun aku tahu bahwa orang yang dia
ajak bicara adalah miuji, ternyata dari tadi mereka ada disana. Walau aku tahu
itu, aku tak bisa mengalihkan pandanganku pada mereka, karena aku terus
berfikir tentang ibu.
Di perjalanan,
Riu berjalan disampingku masih memegang tanganku. “apa dia ibumu?”Tanya Riu
padaku. Aku hanya menjawabnya dengan mengangguk pelan, “aku rasa, dia
mencarimu. Kalo benar begitu, suatu saat dia pasti mencarimu lagi.
Tenanglah~”katanya menghiburku. Aku
memikirkan perkataannya, cukup masuk akal “tapi kenapa tadi dia harus
lari?”tanyaku dalam hati. Saat aku sibuk dengan pikiranku, aku terkejut saat
suatu benda terpasang ditelingaku. Riu memasangkan sebelah headset di telinga
kananku dan ia memakai sebelahnya lagi. “saat seperti ini, music adalah obat
yang ampuh.”katanya tersenyum. Ia langsung memutar lagu aqua timez ‘ehagaki no
haru’.
“aku,
miuji dan yui akan ada disampingmu. Mungkin suatu kejadian yang sangat besar
telah menimpamu sehingga membuatmu kehilangan senyuman. Namun kini, kami ada
disampingmu untuk mengembalikan senyuman itu. tersenyumlah bersama
kami.”katanya panjang lebar. Entah kenapa kata-katanya tadi membuat hatiku
lebih tenang. Aku memandang dengan seksama, terlihat senyuman tipis terpasang
diwajahnya dan akhirnya ia menyadari aku memperhatikannya sedari tadi.
“oh?kenapa kau menatapku seperti itu? ahh~ kau pasti terpesona dengan
ketampananku ya?”tanyanya dengan percaya diri yang kuat. “kau memang terlihat
manis saat tersenyum.”jawabku tanpaku sadari kata-kata itu terlontar di
bibirku, sehingga membuatnya menjadi salah tingkah. Tangan kami yang entah dari
kapan bergandengan tiba-tiba terlepas. Ia tersipu malu karena perkataanku
membuatku tersenyum tipis melihatnya.
Sesampainya
di depan rumah, riu melepaskan headset yang terpasang di telingaku. “masukklah.
Cepat mandi dan istirahatlah. Kalau begini uban akan memenuhi kepalamu.”katanya
sedikit bercanda. Aku sedikit tertawa dengan candaannya barusan, “oh?kau
tertawa?aku rasa aku cocok menjadi pelawak.”katanya memuji diri sendiri.
“terimakasi”kataku singkat, sejenak aku menatapnya lekat lalu segera masuk ke
dalam rumah. “sama-sama Rea”katanya teriak membuatku tersenyum.
#Yui#
Aku
memandang Rea dan Riu yang perlahan-lahan mulai hilang dari hadapanku. Entah
kenapa aku merasakan ada yang janggal didiriku. “perasaan apa ini?apa aku
cemburu pada Rea?aahh~ tidak mungkin.”kataku dalam hati sambil
menggeleng-geleng cukup keras. “kau kenapa?”Tanya miuji memandangku bingung.
“ah~ tidak. Ayo pulang.”jawabku cepat. “hidup gadis itu sepertinya sangat
rumit.” Aku bengong dan tak mendengar apa yang miuji katakan, sampai-sampai
miuji menyenggolku pelan “woi, kau kenapa sih? Aneh =.=.”katanya, “ga
kenapa?kau ini mau tau aja ” kataku sambil menjulurkan lidah, terlihat muka
bingung sekaligus kesal di wajahnya, buru-buru aku mengalihkan pembicaraan “Kita
sudah sampai, kau pulang lah.”jelasku pada miuji. “apa kau mengusirku?”Tanya
miuji padaku dengan tampang sewot. “emang kamu ga pulang?”tanyaku bingung.
“YA!AKU AKAN PULANG SEKARANG”katanya dengan keras dan menekan nada setiap kata,
membuatku sangat bingung dengan tingkahnya. Lagsung saja ia pergi dengan cepat
dan aku masuk ke dalam rumah.
“ibu…ibu…”panggilku
dengan nada keras, namun tak ada sautan dari ibu, aku mencarinya di kamar namun
aku tak menemukannya. “ibu dimana?”tanyaku dalam hati, segera aku mecari bibi lii,
dia adalah pembantu yang telah bekerja sejak aku masih kecil, sehingga aku
sudah menganggapnya sebagai ibuku yang kedua. Akhirnya aku menemukannya di
dapur sedang memasak. “bi, apa bibi melihat ibu?”tanyaku, “baru saja, nyonya
pergi non.”jawabnya, “kemana?”Tanyaku penasaran. “ga tau juga tuh non?katanya
ada seseorang yang harus ditemuinya.”jelasnya kemudian. “dengan siapa?”tanyaku
dalam hati masih penasaran.
#Miuji#
Aku
berbaring di kasurku dengan tatapan hampa, tiba-tiba aku kepikiran sesuatu
*flashback*
Kyaaa~terdengar
teriakan yang suaranya aku kenal, “yui”kataku dalam hati. Aku mencarinya dalam
kegelapan dan akhirnya aku dapat menemukannya dan langsung saja aku memegang
tangannya. “kenapa kau sendiri?mana temanmu?”Tanyaku pada gadis itu. “saat
berimpitan masuk ke sini, aku terpisah dengan Rea.”katanya sedih. “trus kenapa
kau sendiri juga?”Tanyanya berbalik padaku. “Riu sengaja aku tinggal.”kataku
santai. “apa?”tanyanya kaget. “ya sudahlah, ayo kita jalan.”kataku sambil
memegang tangannya.
Suasana
rumah hantu itu lumayan menyeramkan dan tentunya itu membuat yui ketakutan. Ia
berjalan sangat dekat denganku, ia memegang tanganku seolah takut terpisah.
“hahaha”aku tertawa kecil. “kenapa kau tertawa?”Tanya yui bingung. “ga kenapa!
Mau tau aja~”kataku mengejek, membuat dia sedikit kesal dan melepaskan
genggaman tangannya dari tanganku. Setelah beberapa menit kami berkeliling
rumah hantu, sampai juga kami di pintu keluar. Saat itu wajah sangat lega dan
gembira sangat terpampang jelas di wajah yui, ia terlihat sangat lucu. “ekspresimu
seperti menang lotre.”godaku padanya, membuatnya sedikit malu.
*flashback
end*
“aiisshhh~
kenapa aku jadi mikirin itu. lebih baik tidur”kataku kemudian.
#Riu#
Walau
hari ini sekolah, tentu saja pelajaran tidak berlangsung secara efektif karena
kemarin sekolahku baru saja selesai melaksanakan festival yang cukup besar.
Langsung saja terlintas dipikiranku untuk mengajak teman-temanku untuk bolos
*jangan ikuti sikap riu ini teman…(=.=)b *segera aku mingirim sms ke Miuji, Rea
dan Yui yang bertulis ‘datanglah ke atap
sekolah sekarang’. Setelah beberapa menit aku tunggu kedatangan mereka, yang
pertama sampai adalah yui.
“oh, kau
cepat sekali.”kataku padanya, “kebetulan aku berada ga jauh dari sini.”jelasnya
lalu berjalan dan berhenti disampingku. “ada apa?”tanyanya kemudian. “kalo
semua sudah kumpul baru aku beri tau.”kataku sengaja membuatnya
penasaran.”ohh~”jawabnya singkat. Beberapa detik suasana terasa hening. Namun
yui memecah keheningan itu,”kau menyukai Rea?”tanyanya tiba-tiba membuatku
sedikit salting. “apa?ah, itu ten..tentu saja tidak.”kataku sedikit terbata.
Aku hanya melihat ekspresinya yang tidak percaya. “aku juga tidak tau.”kataku
pasrah kemudian. “kenapa kau bertanya seperti itu?”kataku berbalik bertanya. “ga
napa. Hanya ingin tau.”jawabnya.
Terdengar
suara pintu terbuka, “maaf lama.”kata miuji kemudian. “oh, baru kalian
berdua?gadis itu mana?”tanyanya kemudian. “namanya Rea!”kataku sedikit jengkel
pada temanku satu ini. “memangnya ada apa nyuruh kita kesini?”Tanya miuji
penasaran. “nanti kalau rea sudah datang baru aku beri tau. Nah tu orangnya
udah datang.”kataku cepat. “kalian merasa bosan ga disekolah?”tanyaku pada
mereka. “lumayan”kata miuji lalu yui menjawabnya dengan mengangguk saja, “biasa
aja”jawab rea. Nah gadis ini ni, ga ada ekspresi sama sekali, semua hal di
bilang biasa aja =.=
“gimana
kalau kita pergi ke taman bermain?”tawarku pada mereka. “ceritanya mau bolos
nih?”Tanya miuji nyindir. “yo’a”jawabku dengan senyuman tipis. “lagi pula
peraturan dibuat untuk dilanggar.”lanjutku. aku melihat kedua gadis itu
geleng-geleng kepala namun tidak bisa menolak tawaranku. setelah semua sepakat,
kami pergi ke parkiran sekolah, “kau bersamaku”kata miuji pada yui. “dan kau
bersamaku” kataku pada Rea. Mereka sih ga ada pilihan selain bilang iya.
Hahaha…
Setelah
memberi keterangan palsu kepada satpam sekolah, kami langsung cuss ke TKP.
Sesampainya di taman bermain. Kami memulai dengan bermain kora-kora.
Teriakan-teriakan keras terlontar dari semua pemain. Setelah permainan selesai,
aku melihat rea terus menarik napas panjang. “kau baik-baik saja?”tanyaku
padanya. “jangan bilang kau tidak pernah main beginian?”Tanya miuji sambil
menunjuk permainan kora-kora. “ini pertama kalinya.”katanya “tapi, aku
suka.”lanjutnya. membuat kami tersenyum.
Kami
mencoba semua permainan yang ada, dan suatu saat Miuji memberi tantangan pada kami untuk masuk ke
rumah hantu, langsung saja aku menolaknya mentah-mentah, aku ga mau harga
diriku jatuh untuk kedua kalinya. Rea menolaknya dengan alasan, ia ingin
istirahat dahulu. Otomatis yui juga menolaknya. Karena semua menolak, miuji
sedikit jengkel. “kau takut ya?”ejek miuji pada yui. Kenapa yui?kenapa bukan
aku?mungkin itu karena miuji udah bosan mengejekku…=.=
“siapa
bilang aku takut?”elak yui. “alllahhh~ kemarin juga kamu teriak
ketakutan”ejeknya lagi dengan lebih keras. “ishh.. ayo masuk. Akan ku buktikan
aku ga takut!”kata yui sedikit jengkel. Jadilah, mereka berdua masuk kedalam
rumah menyebalkan itu. “ayo kita cari tepat makan, aku laper.”kataku padanya.
Belum gadis itu sempat untuk bilang ‘iya’ aku udah menarik tangannya duluan.
Setelah sampai di tempat yang dituju “mau pesan apa?”tanyaku padanya. “apa aja
boleh.”katanya singkat. Langsung saja aku memesan makanan dan minuman, setelah
selesai aku duduk kembali di hadapan gadis itu.
Beberapa
menit, kami hanya diam tanpa saling bicara. Akhirnya aku gerah juga, “masuk ke
rumah hantu Cuma alibi miuji buat PDKT sama yui.”kataku memecah keheningan.
“miuji suka sama yui??”tanyanya merespon perkataanku. “aku rasa begitu.”jawabku
singkat. Dan lagi-lagi suasana kembali hening. Gadis ini terlalu pendiam, bukan
bahkan lebih! dia itu adalah patung hidup! Dan anehnya aku suka dengan patung
hidup?! =.=
#Miuji#
Saat ini
kami sudah masuk ke rumah hantu, di dalam kegelapan yui berjalan di sampingku,
ia berjalan dengan PDnya membuktikan kalau dia ga takut. Aku ingin tau seberapa
besar tekadnya hingga dapat mengalahkan rasa takutnya. “kalau kau takut, bilang
aja. Ga usah nahan-nahan gitu.”kataku padanya. Dia hanya diam ga menjawab
pertanyaanku. Entah kenapa ada yang aneh, aku mencoba mencari sosok gadis itu,
namun aku tak menemukannya. “yui, kau dimana?hei…”teriakku tidak terlalu keras.
Beberapa detik tak merespon membuatku sedikit panik, jangan-jangan dia pingsan
karena ga kuat tahan takut.”yui!”teriakku lebih keras.
“duaaarr”terdengar
suara dari belakang dan terasa sepasang tangan memegang pundakku, hingga
membuatku terkejut. “hahahaha. Kau takut ya?”kata yui tertawa. Ternyata dia
menghilang untuk bersembunyi, dasar jail. “hei…. Jangan buat aku khawatir, aku
kira kamu pingsan tau!”kataku sedikit membentak marah. Jujur aku benar-benar
khawatir. “kenapa?akukan Cuma bercanda.”jawabnya merasa bersalah. “ayo!”kataku
sambil menarik tangannya pergi.
Sampainya
diluar, aku bisa melihat wajahnya dengan lebih jelas, dan ia masih memasang
wajah bersalah. “jangan lakukan itu lagi. Dan aku akui kamu bukan penakut
seperti Riu.”kataku pelan. “aku tahu. Tapi kenapa kau tiba-tiba marah seperti
itu, bukankah itu terlalu berlebihan?”tanyanya, dan aku tak bisa menjawab pertanyaannya.
“oh, Rea dan Riu kemana?”tanyanya setelah tidak melihat sosok mereka sedari
tadi. “entahlah.”kataku benar-benar tidak tau.
Saat kami
berjalan-jalan, terlihat ekspresi kecewa di wajahnya. “ada apa dengan
ekspresimu itu?kau memikirkan aku atau Riu dan gadis itu?tanyaku padanya.
“ge’er!”jawabnya singkat, memberi tau bahwa yang ia pikirkan bukan aku tapi Riu
dan Rea. “apa kau tidak suka kalau mereka berduaan? Riu itu menyukai Rea, jadi wajar
saja kalau mereka berduaan.”jelasku padanya. yui menarik nafas panjang “jadi
Riu benar-benar menyukai Rea.”katanya lemah. “tunggu, jangan bilang kau
menyukai Riu?”tanyaku berharap ia tak menyukai riu, namun ternyata aku salah
“aku rasa aku pernah merasakan itu.”jawabnya membuat aku sedikit kecewa. “tapi,
kalau memang Riu menyukai Rea. Aku akan mencoba untuk melupakannya.”lanjutnya.
“apa kau
kecewa?”tanyaku kemudian. “yahh~ sedikit. Tapi aku bersyukur aku mengetahuinya
saat perasaan ini belum terlalu dalam”jelasnya dengan senyuman sedih. “aku juga
kecewa.”kataku kemudian. “kecewa kenapa?” tanyanya bingung. “kecewa karena
orang yang kusukai sudah menyukai orang lain.”jawabku. “kalau begitu. Kau harus
melupakannya.”katanya memberi nasihat. “lalu, bagaimana kalau orang yang aku
suka akan mencoba melupakan orang yang ia sukai?”Tanyaku kemudian. Dia diam
sejenak memikirkan perkataanku, lalu ia memasang muka aneh padaku.
“kenapa?”tanyaku
bingung. “entah kenapa aku merasa cerita kita saling terkait (=,=) siapa orang
yang kau sukai?”tanyanya kemudian. “kau!”jawabku singkat hingga membuatnya
terkejut, hingga mengentikan langkahnya, otomatis aku ikut berhenti. “haha, kau
bercanda ya?=..=” katanya tak percaya. “aku serius” jawabku kemudian. Dia menarik nafas kemudian melanjutkan
jalannya. “kenapa?kau masih tidak percaya?”kataku kemudian. “aku
percaya”jawabnya. “trus kenapa kau diam?”tanyaku bingung. “trus aku mesti
gimana?aku mesti guling-guling trus teriak ‘woii…miuji suka padaku lhoo’
gitu?”katanya sewot. “ya gak gitu juga. Maksudku kau suka padaku juga atau
tidak?”tanyaku to the point
“selama
ini, aku menganggapmu sebagai teman. Dan aku baru tau hari ini, kalau kau
menyukaiku. Aku akan memikirkannya. Jadi biar waktu saja yang
menjawabnya.”jelasnya kemudian. “emang waktu itu siapa?kenapa dia berhak
menjawab pertanyaanku?yang aku Tanya kan kamu bukan waktu?”tanyaku bego.
“aiishhh~ begonya ga ketulungan deh. Maksudku kita jalani saja dulu. Seiring
waktu, kita akan tau jawabannya. Ngerti??”jelasnya dengan jengkel. “iya..iya…
aku ngerti, ga usah marah-marah gitu.”jawabku dengan cemberut.
Hyakk,
kami berpapasan dengan Riu dan Rea. “kalian dari mana? Abis mesum ya?”godaku
pada mereka. Langsung saja, terasa tangan mendarat dikepalaku dengan keras dan
sebuah kaki yang berasal dari sebelahku mendarat tepat dikaki kiriku. “awww~
sakit! Kalian kompak banget mukul dan nginjeknya.”kataku kesakitan pada Riu dan
Yui. Dan gadis dingin itu memasang ekspresi merendahkanku. Sial~
“kita
abis makan-makan.”jawab gadis itu. “jahatnya, makan ga ngajak-ngajak”kataku
ngambek. “kami beli kalian makanan juga.”kata Riu memberi makanan padan Yui.
Kami duduk-duduk di kursi tepat di bawah pohon yang cukup rindang. Selagi aku
dan yui makan burger yang dibelikan, gadis dingin itu dan Riu menikmati minuman
mereka sambil mendengar music bersama. “kalian makin dekat aja.”kataku berniat
menggoda mereka. “kenapa?iri?”jawab Riu dengan sinis. Setelah selesai makan dan
minum. Kamipun bersiap-siap untuk pulang. “antar yui sampai selamat.”kata gadis
itu padaku. “aku tahu. Yui ayo naik.”suruhku, “sampai jumpa Rea…”salam yui
padanya. “dan kau Riu jaga Rea, ok!”lanjutnya memberi perintah pada Riu,
“sipp~”jawab Riu. Kamipun pergi meninggalkan mereka.
#Rea#
“ayo
pulang.”ajakku pada Riu, “rea”kata Riu memanggilku. “ada apa?”tanyaku. dia diam
sejenak kemudian menarik dan menghembuskan nafas cukup panjang. “selama ini kau
melihatku sebagai apa?tanyanya membuatku bingung. “hemm…kau seperti teman,
seperti saudara dekat, seperti kakak.”jawabku jujur. “hanya itu?”tanyanya
terlihat kecewa. “kenapa?”kataku berbalik bertanya. “aku ingin lebih dari
seorang kakak. Aku ingin menjadi teman hidupmu.”katanya kemudian. “teman
hidup?”tanyaku makin bingung. “aku menyukaimu. Kau bisa memikirkannya terlebih
dahulu. Setelah kau tau jawabannya, baru kau bisa memberitahuku.”katanya hingga
membuatku kaget.
Selama
perjalanan aku terus memikirkan perkataanya barusan, ini pertama kalinya
seorang pria mengatakan perasaannya padaku. “Rea”panggilnya. “apa?”jawabku.
“kau diam seperti itu, tidak memikirkan perkataanku kan?”tanyanya. “iya”jawabku
singkat. “aku ga mau, kalau kau menjadi gila karena memikirkannya
terus.”katanya bercanda. “aku ga akan gila hanya karena ini.”jawabku kemudian.
Sesampainya
di depan rumahku, aku turun dari motor dan memberi helm miliknya. “terimakasi
untuk hari ini.”kataku padanya. “hanya untuk hari ini?”tanyanya tak terima.
“untuk hari ini, kemarin, kemarinnya lagi dan kemarin kemarinnya lagi.”jawabku
sedikit bercanda. “hahaha…aku tau. Sama-sama.”jawabnya sambil mengacak-acak
rambutku. “aku pergi. Sampai jumpa”katanya kemudian pergi dari hadapanku.
Sesaat
aku melihatnya pergi hingga sama sekali tak melihat sosoknya. Aku membuka
gerbang rumah dan menutup pintu gerbang. Saat hendak masuk ke dalam rumah,
terdengar suara perempuan dari belakangku “Rea”katanya, langsung saja aku
mencari sumber suara. Betapa terkejutnya aku, aku melihat ibuku berdiri diluar
pagar sedang menatap dan tersenyum padaku. Aku kaget dan terdiam sejenak, namun
aku melangkah pelan dan makin lama makin cepat. Aku membuka pintu gerbang dan
melihat ibuku masih berdiri di sana, segera aku memeluknya dengan erat. Tak
membiarkannya pergi untuk kedua kalinya. “ibuu…”
~to be
continue~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar