#Riu#
Aku
berjalan di koridor rumah sakit mencari minuman. Entah kenapa cuaca hari ini
begitu panas, hingga membuatku gerah. Setelah mendapatkan yang aku inginkan,
aku kembali ke ruangan tempat dimana Rea dirawat. Sudah 2 hari ia tidak
sadarkan diri, itu sebabnya aku, Miuji dan Yui bergantian menjaganya. Saat
sampai di ruang kamar, aku terkejut Rea sudah tidak ada di tempat tidurnya.
“Rea…Rea…”kataku berteriak dengan ekspresi khawatir. Aku khawatir kejadian yang
dialami adikku terulang kembali pada Rea. Dengan cepat aku periksa kamar mandi,
namun tak aku temukan dan saat aku ke balkon depan yang masih diruangan itu,
aku menemukan Rea sedang duduk dengan santai sambil melihat pemandangan.
“kapan
kau bangun?”tanyaku sedikit lega. “baru saja”katanya singkat masih menatap
pemandangan dihadapannya. Aku diam sejenak dan duduk disebelahnya, aku
memperhatikan tatapan wajahnya yang sedih namun memaksakan untuk bersikap
tegar. “apa yang kau pikirkan? Kau seperti patung rumah sakit aja”kataku
padanya sedikit bercanda. “entahlah. aku juga ga tau.”jawabnya singkat dengan
nada rendah. “hei…semangatlah. Kau seperti mayat hidup aja.”kataku memberi
semangat sambil memukul pelan bahunya. Dia hanya tersenyum kecil dan itu sudah
membuatku sedikit senang.
“Rea!!”terdengan
suara Yui dari belakang yang terdengar kaget sekaligus gembira, segera gadis
itu memeluk Rea dari belakang. “syukurlah kau sudah sadar. Aku sangat khawatir
kau tidak sadar selama 2 hari.”katanya sedih bercampur haru, Rea hanya menatap yui
dengan senyuman.”woi! ketos meminta bantuan kita buat ngurusin festival
sekolah. Mau ga?”kata miuji tiba-tiba sambil memukul bahaku dengan cukup keras
hingga buat kepalaku sedikit membentur meja.*duuggg* “ngomongnya ga perlu make
mukul segala bisa kan?!”teriakku sedikit marah, “upss, sorry broo…ga sengaja.
Refleks. Hehehehe”katanya cengengesan. “trus apa untungnya buat kita?”tanyaku
pada Miuji. “tentu saja kepopuleran.”katanya dengan nada sombong minta dihajar.
“ckck. Ga
tertarik. Tanpa ikut begituan juga aku udah populer.”kataku lebih sombong,
seketika aku merasa ada sorot mata tajam kearahku. Benar saja, Rea dan Yui
sudah menatap kami berdua dengan ekspresi muak. “apa maksud tatapan
kalian?”tanyaku pada kedua gadis itu, “jujur saja, kalau bukan karena kejadian
belakangan ini, aku tidak akan mengenal siapa kalian.”sindir Rea dengan tanpa
ekspresi. “tapi sekarang kalian sudah kenal kita kan”kataku dengan nada
menggoda. “Yui, ayo kita jalan-jalan.”ajak Rea, “eiittss…mau kemana?kok
pergi?”tanyaku cepat. “males ngeliat muka orang sengak.”katanya sangat tajam
padaku. “gitu aja marah. Kan cuma bercanda.”kataku dengan ekspresi
memelas.
“oh ya,
kau kapan mulai masuk sekolah?”Tanya miuji pada Rea. “besok”jawab Rea singkat
dan membuat kaget kami semua. “HAH?serius?kamu baru sadar beberapa menit lalu
dan besok udah mau sekolah?”tanyaku
padanya bertubi-tubi. “istirahatlah beberapa hari.”kata yui memberi nasehat.
“aku sudah baikan.”katanya, lalu Rea berdiri dan mencoba berjalan seakan
menunjukkan bahwa dia sudah benar-benar pulih. “aku tau kau super women. Tapi
kau juga ga boleh keras kepala dengan kondisimu.”nesahat miuji bak dokter
spesialis. Rea diam sejenak mencerna perkataan kami, “lebih baik begitu dari
pada diam dirumah memikirkan hal yang tidak-tidak.”katanya dengan ekspresi
lemah. Kami terdiam mendengar perkataannya, mencoba mengerti apa yang dia
rasakan. “baiklah. Kalau begitu keputusanmu. Besok aku akan menjemputmu.”kata
Yui dengan semangat. Rea pun tersenyum pada kami. walau kami telah mengalami
hal yang benar-benar tak terduga, kami semua seolah memilih melupakan itu
semua, menguburnya rapat-rapat dan tidak membahasnya pada orang lain.
#Rea#
Aku duduk
di samping jendela dan melihat pemandangan diluar rumah. Melihat bulan penuh
yang bersinar dengan terang, mengingatkanku padanya.
*flashback*
“Ayah
yang kau kenal sudah mati sejak kakekmu memutuskan untuk tidak mewariskan
hartanya kepadaku. orang tua itu, telah salah memilihmu dan menjadikanmu
pemilik sah dari semua hartanya, akulah yang pantas memilikinya. Jadi jangan
salahkan aku pada apa yang terjadi padamu selama ini. ”
~~~~
“kakekmu
bukan meninggal karena penyakitnya namun akulah yang membuatnya sakit dan
meninggal…”
*flashback
end*
Aku
mengepal erat tanganku. “kenapa kau bisa berubah seperti itu.”kataku kecewa
dalam hati.
*Flashback*
“ibumu,
dia belum meninggal. Hanya saja karena mengetahui semua yang aku lakukan, dia
menjadi sedikit tidak waras.”
*flashback
end*
“ibu..”kataku
lirih.
Esok
paginya, aku sudah bersiap-siap untuk berangkat sekolah, saat membuka pintu
gerbang rumah *baaa* Yui, Riu dan Miuji mencoba mengagetkanku namun tak
berhasil, aku hanya menatap mereka tanpa ekspresi. “ekspresimu datar banget.
Udah kayak TV dirumahku.”omel Riu “haha, aku sudah yakin akan jadi begini.
Kayak ga tau dia aja.”ucap Miuji sambil tertawa pelan. “ya sudah. Ayo
berangkat!”kata Yui dengan semangat 45 sambil mengandeng tangan Rea.
Dalam
perjalanan kami berjalan beriringan, “oh ya, kalian jadi ikut ngurusin acara
festival sekolah?”Tanya Yui pada kedua pria itu. “ya begitulah.”jawab Riu
setengah ikhlas. “katanya ga tertarik.”ejek Rea. “kami diancam. Kalau ga ikut,
mereka akan menghantui kami.”elak Miuji cepat. “memangnya ada acara apa aja
difestival nanti?”Tanya Yui, “yang pasti ada pagelaran musik, games, warung
makanan dan minuman, rumah hantu, dan masih banyak lainnya.”jelas Miuji.
“kalian ikut saja jadi panitia. Biar lebih asyik. Ya gak?”kata Riu sambil
menyenggol miuji. “ga! makasi!”jawab Rea cepat singkat padat dan jelas. “tapi
kenapa ketos minta bantuan kalian sekarang?bukannya acaranya sudah dekat. Kalau
tidak salah 3 hari lagi?”Tanya Yui bingung.
“dia cuma
minta bantuan dana penyelenggaraan konser musik dan bintang tamunya.”jelas
Miuji, “memangnya kalian bisa cari bintang tamu dalam waktu 3 hari?”Tanya yui
penasaran. “kebetulan, kami kenal dengan grup band yang cukup terkenal.”sambung
Riu, “siapa?”Tanya yui cepat. “aqua timez”jawab Riu dan Miuji serempak.
“serius?bo’ong ya…”kata yui menggoda. “serius kok.”kata Riu, “suer”lanjut
Miuji. “kereennnn >.<”kata yui histeris. Sementara mereka ngobrol
mengenai festival itu, aku hanya diam mendengarkan mereka.
#Miuji#
Aku dan
Riu melewati lorong sekolah, mencari sesosok makhluk yang hendak kami cari
*lebay* dan akhirnya ketemu, “woi! Ini proposal pesananmu. Kira-kira besok,
kita akan memberi kabar mengenai grup bandnya.”jelasku padanya. “woi?=.= hei,
gini-gini, aku kakak kelasmu, tolong hargai!”katanya sedikit marah, “tapi karna
kalian sudah banyak bantu, kali ini aku maafin.”katanya setengah ikhlas.
Kring…kring..kring..terdengar hp Riu berbunyi,”halo…”kata Riu sembari
mengangkat telepon. ”sekarang? ok! kita kesana sekarang.”lanjutnya dan langsung
menutup telepon, “ayo!” ajaknya singkat padaku.
Kami
pergi ke suatu studio musik, dimana futoshi(personil aqua timez) sedang
menunggu. Setelah sampai, futoshi sedang duduk di sofa sambil meminum teh.
“cepat sekali.”katanya sambil sedikit tersenyum,entah itu sindirian atau
pujian. kami pun hanya membalas dengan
tertawa pelan. “oh ya kak, makasi sudah mau ikut partisipasi dalam festival
sekolah kami.”kataku to the point. “ahhh~ ga masalah. Lagi pula kebetulan juga
jadwal kami kosong.”katanya ramah. “Oh ya, permintaan kami bukan itu aja, bisa
ga kalau…”kata Riu sambil berbisik-bisik. “oh, bisa diatur itu.”jawab futoshi
dengan positif.
3hari
kemudian
#Riu#
Hari ini
perayaan festival sekolah. Aku dan miuji sudah berjaga-jaga mengawasi jalannya
festival. Kami memperhatikan orang-orang yang datang dan diantara orang-orang
itu aku
melihat
Rea dan Yui sedang berjalan bersama menyusuri tenda makanan maupun minuman.
Sejenak aku memperhatikan Rea, entah kenapa tiba-tiba jantungku berdetak lebih
cepat dari pada biasanya. Memperhatikannya dengan seksama dan mengagumi
kecantikannya saat tersenyum, kenapa aku baru menyadarinya ya? “woi, mereka
udah datang tuh~”kataku pada miuji sambil menyenggolnya. “trus, gue mesti
bilang wow gitu?!”katanya dengan tampang sok. “ayo.”suruhku sambil menarik
tangannya menghampiri kedua gadis itu. “kalian mau kemana?” tanyaku pada kedua
gadis itu “ke rumah hantu.”jawab yui semangat, “rumah hantu?”kataku dalam hati.
Jujur saja, aku sedikit merasa tidak nyaman di tempat itu. “boleh kami
ikut?”tanya Miuji cepat, “eh tunggu, bukannya kita punya tugas buat ngawasin
festival.” kataku mencari alasan. “bilang aja takut.”kata Miuji mengejek. “mana
mungkin! aku ga takut.”kataku berpura-pura, “kalau begitu, ayo~”perintah yui
semangat 45. ASTAGA!
Saat
sampai didepan pintu masuk rumah hantu, aku melihat penampilan rumah hantu itu
dengan seksama.tentu lebih seram dari tempat yui disekap saat itu, walau
matahari masih bersinar terang, di dalam sana sangatlah gelap. Tiba-tiba
terdengar suara Rea di dekat telingaku, “kalau kau mau berubah pikiran.
Sekarang waktunya.”tawarnya seperti mengejek, “aku akan masuk.”kataku dengan
ekspresi memaksakan. Takkan ku biarkan harga diriku diinjak-injak dihadapan
perempuan! Yah~ itu hanya suatu kata-kata yang memberiku semangat untuk
melaluinya, namun itu sama sekali tak berhasil. Dengan suasana dingin dan gelap
walau ada 1-2 lilin di hampir setiap tikungan, tetap saja aku merasakan hal
yang tidak enak. Apalagi ditambah dengan suara-suara aneh yang selalu
terdengar. Tanpa sadar aku tengah memegang tangan Rea dengan erat, lalu ia
berkata “kau takut?”tanyanya menyindir. “eeng..gak”kataku terbata-bata tidak
bisa menyembunyikan lagi ketakutanku, lalu aku mulai melepas genggamanku dari tanga Rea secara perlahan-lahan. Sial
ini semua gara-gara miuji, awas saja suatu saat akan ku balas dia!
“hihihihi~”terdengar
suara setan menakuti dari belakang sehingga membuatku kembali memegang tangan Rea dengan erat.“mereka itu
hanya manusia biasa yang memakai kostum hantu. Kenapa kau harus takut?”
tanyanya heran. Aku masih diam dan tak mau memandang sisi kanan, kiri apalagi
belakang. “aku hanya tak menyukai mereka.”kataku memberi alasan aneh. “gimana
kalau,kita tonjok mereka sampai pingsan?jadi,kamu ga harus berhadapan dengan
mereka.”jelasnya “ga bisa, kasian anak orang. Kalo gagar otak gimana?”kataku
menolak. Selama perjalanan kami hanya mengobrol hal-hal yang aneh dan tak masuk
akal, sehingga setiap hantu hendak menakuti kami, aku sengaja mengalihkan
pandanganku ke Rea. namun saat terakhir kali, tak terduga hantu tersebut muncul
dari atas dan tepat dihadapanku hingga membuatku menjerit dan refleks menonjok
hantu itu hingga terjatuh. akupun kabur dengan menarik tangan Rea.
Saat
sampai di depan pintu keluar rumah hantu, aku melihat Miuji dan Yui sedang celingak-celinguk,
aku rasa mereka sedang menunggu kami. langsung saja aku menarik tangan Rea dan
menghampiri mereka “kau pasti ketakutan?”tuduh Miuji tiba-tiba saat kami baru
saja sampai dihadapan mereka, “kenapa dia bisa tau?=.=”tanyaku dalam hati.
“saking ketakutan, ia nonjok muka salah satu hantu hingga jatuh.”jawab Rea
seketika membuatku kaget.”hancur sudah harga diriku”kataku dalam hati lagi
dengan memasang wajah cemberut. “hahahaha…. sudah kuduga.”kata Miuji sambil
tertawa disusul dengan Yui yang tertawa pelan.
“ternyata
kalian disini. Tuh ada yang nyariin~”kata ketos padaku sambil menunjuk
sekelompok orang dibelakangnya. “AQUA TIMEZ
(>.<)” kata Yui histeris hingga mengagetkan kami, ternyata ia
sadar kami memandangnya dengan tatapan aneh dan ia kembali bersikap seperti
biasa. “kapan kalian datang?”Tanya miuji pada futoshi, “baru saja”katanya
sambil tersenyum. “kenalkan, dia Rea dan dia Yui.”kataku memperkenalkan Rea dan
Yui pada anggota aqua timez. “salam kenal”kata anggota aqua timez serempak
sambil sedikit membungkukkan badan. “salam kenal juga.”kata Yui dan Rea dengan
membungkukkan badan juga. Futoshi tiba-tiba menghampiriku dan berbisik
ditelingaku, “jadi, dia orangnya?”katanya padaku. “hemm”kataku dengan anggukan
kepala. “kalian lanjutkan saja senang-senangnya. Jangan lupa nonton konser
mereka ya“kataku pada Rea dan Yui. “kalau begitu ayo kita ke ruangan
kalian.”kata miuji memimpin jalan. “sampai jumpa”kata kami serempak melambaikan
tangan pada Rea dan Yui.
Sesampainya
di ruangan yang dituju, aku, miuji beserta anggota aqua timez berbincang-bincang
mengenai pertunjukkan nanti. “dia wanita yang manis.”kata futoshi “namun
sedikit pendiam”sambung mayuko. “bukan sedikit tapi sangat pendiam”lanjut
miuji. “kau menyukai gadis itu?”Tanya futoshi padaku tiba-tiba hingga membuatku
gugup. “ah?ha..ha..ten..tentu tidak. Mana mungkin aku bisa menyukai gadis
itu.”jawabku gugup. “sikapmu sudah menunjukkan kamu menyukai gadis itu.”kata
daisuke dengan tegas. “sudah ku bilang tidak!”kataku sedikit keras. “iya,
tidak!”kata mereka serempak membuat aku makin kesal.
“aku juga
heran?kenapa kau bisa punya ide seperti itu?”Tanya miuji seperti detective.
“sudah lama ia tidak merasakan kesenangan yang sesungguhnya. Sebagai teman yang
baik, aku ingin memberi hadiah padanya.”jelasku dengan lebih tenang. Mereka
tersenyum padaku seolah mengerti maksudku. “ok! Kami mengerti.”kata futoshi
semangat.
Puncak
acara tiba, banyak sekali penonton yag menyaksikan konser music. Aku
celingak-celinguk mencari Yui dan Rea. “dimana mereka?”tanyaku dalam hati,
karena tak menemukannya. alhasil aku berkelilingi menyusuri lapangan untuk
mencari mereka, dan hyak setalah beberapa menit aku berkeliling-keliling
seperti satpam jaga malam, akhirnya aku menemukan mereka sedang makan mie
ramen. “aku kira kalian tidak akan datang.”kataku pada mereka setelah
menghampiri mereka. “oh, Riu. Kenapa kau disini?”Tanya yui kaget melihatku
datang. “hanya mengawasi, dan ga sengaja ketemu kalian.”kataku berbohong. “oh,
ya sudah pergi sana. Lakukan tugasmu dengan baik”kata Rea judes mengusirku.
“kalau ga mau?”tanyaku menantang. “terserah”katanya singkat buat aku kesal. “ya
sudah, aku Cuma mau ngasi tau 5 menit lagi acara dimulai. Sampai jumpa”kataku
pada mereka dan segera aku pergi meninggalkan mereka.
#Rea#
Acara
puncak festival ke-50 SMA Sakura dimulai dengan diawali dengan letusan 2
kembang api dan sorot lampu yang menderang. Aku memilih untuk duduk agak jauh disamping depan
panggung, karena jujur saja aku merasa risih dengan banyak orang seperti ini
dan terpaksa Yui mengikutiku padahal aku tau dia sangat suka dengan aqua timez.
Aku memperhatikan Riu dan Miuji berada tepat di samping panggung memberi
arahan. saat Aqu timez tampil kedepan
panggung terdengar sambutan yang sangat meriah oleh penonton termasuk Yui. mereka
mulai membawakan lagu pembuka mereka “judulnya
lagunya ‘Wakare No Uta’ “kata yui tiba-tiba tanpa pernah aku bertanya
padanya. semua penonton bersorak seiring irama musik. Dan aku mulai terbawa
dengan suasana dan lagu yang asyik.
Saat lagu
pembuka selesai, vocalis utama berkata “terima kasih pada seluruh siswa SMA
sakura yang sudah mengundang kami. Selanjutnya kami akan menyanyikan lagu yang
berjudul “Ehagaki No Haru” seseorang yang special sudah merequestkan lagu ini
pada teman dekatnya yang special juga baginya. Namun sebelum mulai aku akan
memanggil orang special itu dahulu. Tiba-tiba sorot lampu mengarah ke tempat
dudukku, sehigga membuat semua tatapan orang beralih padaku dan membuatku
bingung. “Rea, majulah. Kau adalah orang special bagi orang yang merequest lagu
ini. Mari kita bernyanyi bersama”jelasnya hingga membuat semua orang bersorak
padaku. “majulah~”suruh Yui menarik tanganku untuk bangun dan mendorongku untuk
maju ke depan panggung.
Perlahan-lahan
aku berjalan ke depan panggung. Sampai di sana aku hanya berdiri tanpa tau
harus melakukan apa-apa, langsung saja alunan lagu ehagaki no haru yang merdu
beralun di penjuru lapangan. Sang
vocalist bernyanyi dengan sesekali menatapku dengan senyuman, aku membalasnya
dengan senyuman tipis dan memperhatikan semua penonton, Riu dan Miuji yang
berada cukup jauh disampingku. Aku melihat Riu tersenyum dan memberikan kedua
jempolnya padaku. Aku mencoba berpikir apa maksudnya dan akhirnya berkesimpulan
bahwa orang yang merequest lagu ini untukku adalah dia. Aku tersenyum lebar,
senyum yang jarang aku perlihatkan pada orang lain.
Hari ini
terasa hari yang sangat menyenangkan, aku bahkan sudah lupa kapan terakhir aku
tertawa. Namun saat ini aku tertawa karena teman-temanku dan karena sekarang
aku sudah menemukan keluarga baruku. Aku menggoyang-goyangkan kepalaku pelan
menikmati irama music, mengenang kejadian-kejadian yang kami alami. Kejadian
lucu, aneh dan menakjubkan. Sesekali aku memperhatikan kedepan kearah penonton
namun sesuatu membuatku terdiam. Samar-samar aku melihat sesosok wanita paruh baya
di himpitan para penonton. Sesekali pandangan kita saling bertemu dan akhirnya
aku mengenali wanita itu. “IBU” kataku dalam hati, aku mematung tak percaya aku
memejamkan mataku sebentar dan membukanya kembali aku melihat wanita itu
tersenyum tipis dan pergi di antara kerumunan orang.
lagu
sudah berhenti dan segera aku turun menyusul wanita itu. dengan cepat aku
berlari dan mencoba mengejarnya hingga
keluar lapangan. “ibu..ibu..”kataku lirih pelan, entah kenapa tiba-tiba suaraku
sulit untuk dikeluarkan. Sesampainya di depan pintu gerbang sekolah aku hanya
melihat bayangan wanita keluar, aku berusaha mengejarnya dengan sekuat tenaga
dan kali ini aku berteriak sekencang-kencangnya “IIIIBBBUUUUUU”teriakku
memanggilnya. Namun aku kehilangan jejaknya. Ia sudah menghilang, aku mencari kearah
kanan dan kiri namun tak ada sosok yang ku cari. aku terdiam mangambil napas.
Aku terengah-engah dan menahan rasa sakit di dada dan tanpa ku sadari air mata
keluar dari mata kiriku.
~to be
continue~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar