#rea#
Dihari yang gelap dan rintik-rintik hujan
jatuh ke bumi, aku berlari mengejar sesosok wanita separuh baya yang mulai
menjauh dariku “ibuu mau pergi kemana?ibu… jangan pergi, bawa aku ikut pergi
bersamamu” aku hanya melihat ibuku pergi menjauh dariku, tak sekalipun ia
menoleh kebelakang, sampai akhirnya aku terjatuh dan tidak bisa mengejarnya
lagi. “aku mohon bu jangan tinggalkan aku sendiri…Ibuuuuuu” aku terbangun dari
mimpi burukku, dengan nafas tersengal-sengal seakan aku sedang berlari maraton,
aku terpaku diam dan menyembunyikan kepalaku di bawah lututku. “mimpi ini lagi” kataku dalam hati.
Hari yang cukup cerah namun
tak secerah hatiku. Yahh… selama 3 tahun terakhir tak sekalipun aku pernah
tertawa, hari demi hari yang aku jalani hanya hari yang membosankan. Walau hari
ini hari peratama menjadi siswi SMA,tak ada perasaan yang membuatku merasa
bergairah seperti siswa-siswi yang lainnya. Terkadang muncul suatu pikiran
untuk menyerah namun aku batalkan karena aku tidak boleh mati, sebab ada suatu
misteri yang harus kupecahkan namun sampai sekarang tak satupun petunjuk yang
aku dapatkan.
X 7 adalah kelasku,hari pertama
sekolah tak ada satupun guru yang masuk. Seakan menjelaskan bahwa mereka
sengaja memberi kesempatan para murid untuk saling berkenalan. Namun tak ada
yang menarik dari acara pengenalan itu, karena aku memang tidak membutuhkan
siapapun. aku terdiam di bangku pojok belakang yang dekat dengan jendela,
menikmati kesunyian dalam diriku. Namun kenikmatan itu lenyap, saat seseorang
gadis menghampiriku dan menyapaku. “ salam kenal aku yui, senang berteman denganmu,
mari kita berteman?” Tawar-nya dengan senyum yang lebar dan tangan yang
mengadah kepadaku untuk mengajak berkenalan.
Sejenak aku terdiam dan
menjawab pertanyaan namun tanpa membalas jabatan tangannya, “aku Rea” jawabku
dengan ketus dan kembali menatap kearah jendela. Walau aku melihat kearah yang
berbeda dari posisi gadis itu, aku tahu bahwa sikapnya mengatakan bahwa ia
kecewa dengan sikapku dan ia pun
meninggalkanku sendiri dengan kesunyian.
#yui#
“ gadis itu kenapa? Apa ada
sesuatu yang buruk menimpanya” tanyaku dalam hati dan mengarahkan tatapanku
kearah gadis yang bernama Rea. Konsentrasiku buyar saat ada 2 orang gadis yang
menghampiriku dan salah satu gadis yang aku kenal dengan nama suko mengatakan
“sikapnya memang seperti itu, kami satu SMP dengannya. Tak sekalipun aku
melihatnya bersosialisasi dengan murid lainnya” kata gadis itu dengan serius.
“apa ada sesuatu yang buruk terjadi padanya?”tanyaku penasaran. “kami tidak tau
pasti, yang kami tahu, dia tinggal sendiri tanpa sanak saudara, lebih baik
jangan terlalu dekat dengannya, takutnya dia anak yang bermasalah. Lebih baik
mencari aman kan? Kata gadis satu lagi, yang setauku namanya adalah Rin . “kami
pergi dulu ya, sampai jumpa” kata gadis itu serempak dan pergi meninggalkan
ruangan kelas.
“bukan seperti itu sikap
seorang teman. Bukan menjauhi orang itu,namun mendekati dan meraih
kepercayaannya.” Kataku dalam hati. Aku bertekad akan menjadikannya temanku dan
merubahnya menjadi lebih baik. Aku kembali menemuinya dan duduk di bangku yang
terletak dihadapannya. “ aku akan menjadi temanmu, aku akan berusaha karenanya”
kataku optimis. Sejenak yang kulihat hanya raut wajah yang tidak peduli dari
gadis itu, sesaat kami saling bertatapan, dan gadis itupun membalas
perkataanku, “dulu juga ada seseorang sepertimu, sangat ingin berteman dengan
orang yang tidak memiliki hati sepertiku. Kau tahu berapa hari ia bertahan
dengan sikapku?” tanyanya dengan ekspresi datar. aku hanya terdiam mencerna
perkataanya, sampai ia melanjutkan perkataannya “5 hari. Orang itu hanya
bertahan 5 hari. Setelah itu ia pergi dan tak pernah muncul dihapanku lagi.”
Katanya dengan nada sinis.
“aku adalah aku. aku bukanlah
orang itu. Aku tidak akan meninggalkan temanku dalam kesusahan” kataku dengan
tegas.”benarkah? sungguh kata-kata yang naïf! baiklah kita buktikan berapa hari
kau tahan dengan sikapku?!” Jawabnya dengan menantang. “ Rea, pertemanan
bukanlah sebuah taruhan, pertemanan adalah….” Belum aku sempat melanjutkan
kata-kataku, Rea sudah berdiri dari tempat duduknya, dan pergi meninggalkanku.
“bukan karna aku tidak
memiliki teman maka aku berteman denganmu, bukan karena kamu pilihan terakhir
untuk menjadi temanku aku bersikap seperti ini. Tapi karna aku memang ingin
berteman dengan mu, Rea.” Kataku sambil berusaha menyamakan langkahku denganya.
Saat aku selesai bicara, ia berhenti dan terdiam, akupun ikut berhenti dimana
saat itu posisiku hanya berada 2 langkah darinya. “aku benar-benar tulus ingin
menjadi temanmu” kataku lagi. ia berbalik dan kami saling berhadapan “kalau
begitu, sebutkan 1 alasan mengapa kau ingin berteman denganku?” tanyanya dengan
nada sedikit menaik namun masih bisa menahan emosi. Aku terdiam sejenak dan
menatapnya “apakah butuh alasan untuk berteman dengan seseorang?”tanyaku dengan
nada rendah. “ haha,kau tahu?! Orang seperti dirimulah yang buat aku sangat
muak. Memberi harapan pada seseorang, namun belum pasti bisa memenuhi
janjinya.” Katanya dingin, namun tiba-tiba Rea bergerak menuju arahku dan
memulukku, sungguh aku sangat terkejut dengan kelakuan gadis itu. “jangan
pernah berjanji, jika kau tidak bisa menepatinya, Yui.” Setelah ia berkata
seperti itu ia pergi meninggalkanku diam terpaku di posisiku saat itu.
#Rea#
“gadis itu benar-benar
menyebalkan” kesalku dalam hati. Aku terus berjalan tanpa tujuan, yang pasti
aku benar-benar tidak ingin melihat gadis itu. *brukkk*. Aku terjatuh ke
lantai,sesaat kudengar seorang pria bertanya padaku “ma….maaf, kau baik-baik
saja kan?”tanyanya sedikit khawatir dan memberikan tangannya kehadapanku
sebagai tanda ingin membantuku untuk berdiri. Aku melihat pria itu dan
menatapnya dengan tajam dan aku lebih memilih untuk tidak meladeninya. Aku mengabaikan
bantuannya dan pergi menjauh darinya. “2 sambutan tangan dalam 1 hari?! Ciihh…
menyebalkan!” Kataku kesal.
Aku duduk dibawah pohon dan
menyandarkan kepalaku di batang pohon yang besar itu. Melupakan apa yang baru
saja terjadi padaku dan sekarang aku benar-benar ingin menikmati suasana ini.
Sekejap aku teringat kembali dengan ibuku, aku ambil foto yang berada di sakuku
dan memandanginya dengan tatapan rindu. “kau ada dimana sekarang?mungkinkah kau
mencariku juga?aku benar-benar sangat lelah…”kataku yang nyaris tidak
terdengar.dan akhirnya aku pun terlelap tidur di bawah pohon besar itu.
#Riu#
“uwaaaa….hei Miuji benarkah
ini kau?” tanyaku sumringah sambil membongkar isi dompet sahabatku ini. Dia
yang sedari tadi asyik mengotak-atik komputer kesayangannya, akhirnya menoleh
kearahku dan dengan muka polosnya ia melihat foto yang aku genggam sedari tadi.
“HAAAHHH? DARI MANA KAU DAPAT FOTO INI?” tanyanya dengan super duper kaget,
sebelum ia sempat mengambil foto itu aku sudah mengambil ancang-ancang untuk
kabur. “ HEI RIU KEMBALIKAN FOTO ITU. KALAU TIDAK AKAN KU BUNUH KAUUUU!!!”
katanya dengan ekspresi siap membunuh dan langsung berlari mengejarku. “hahaha,
aku baru tahu kau seimut ini sewaktu kecil!” ledekku dengan ekspresi minta
ditonjok, dengan sekuat tenaga aku melarikan diri darinya, karna aku tahu
sekali, jika aku tertangkap olehnya maka aku akan langsung berhadapan dengan
raja neraka. Ok, mungkin ini terlalu berlebihan tapi seperti itulah kekuatan
sahabat baikku ini. Walau begitu, itu tidak membuatku berhenti untuk
menjailinya, entah berapa kali aku keluar masuk rumah sakit karena ditonjok
olehnya.
Miuji terus mengejarku dengan
tatapan tak lepas dariku. Aku seperti tikus yang akan dimangsa oleh seekor
kucing. “hyaaaakkkkkhhh!!”aku mendengar suara Miuji yang sepertinya akan
menendangku. Dan benar saja aku merasakan tendangan kaki yang sangat kuat di
punggunggu, sehingga aku terpental jatuh kedepan dan *brruukkkk*. astaga aku
tidak menyangka bukan hanya aku yang menjadi korban tendangan Miuji kali ini, tetapi
ada seorang gadis yang ikut nimbruk jatuh bersamaku. Sambil menahan rasa sakit,
aku bergegas berdiri mengambil posisi keren dan mengadahkan tanganku pada gadis
itu, berniat membantunya berdiri, “ma….maaf, kau baik-baik saja kan?” tanyaku
cengengesan. Tak disangka aku mendapatkan tatapan tajam dari gadis itu dan
gadis itupun pergi meninggalkanku dengan tampang blo’on. “RIUUU, KEMBALIKAN
FOTO ITU SEKARANGGG!!” kata miuji dengan ekspresi siap memutilasiku jika tidak
mengembalikan fotonya. Langsung saja aku kembalikan fotonya dan berlari
mengejar gadis itu “miuji, maaf… permainannya kita lanjutkan lain waktu, sampai
jumpa” kataku dengan tampang serius, kali ini benar-benar serius.
Langkahku terhenti saat
melihat gadis itu tertidur dengan nyaman di bawah pohon. Ekspresi mukanya yang
seolah damai namun tersimpan rasa pahit di benaknya, membuatku tidak tega untuk
membangunkannya. Aku menatapnya dengan sekejap dan berjanji akan meminta maaf
lain waktu. Akupun meninggalkannya yang sedang terlelap tidur.
#yui#
“kemana perginya anak itu?apa
dia marah dan tidak berniat kembali lagi?”tanyaku dalam hati. Belum ada 5 detik
aku memikirkannya, dia sudah muncul dengan berpakaian olah raga. Akupun berlari
menuju arahnya dan menyapanya “kau kemana saja dari tadi? Apa kau marah
padaku?”tanyaku khawatir. “hanya beristirahat di bawah pohon” katanya dengan
ekspresi datar. “ohh begitu, kali ini kita akan bermain volley, pak guru sedang
ke ruang guru untuk melakukan sesuatu, jadi kita bisa bermain bersama, Rea”
jelasku dengan senang. “Kau saja, aku tidak berminat” jawabnya cuek.
“Yui, ayo main bersama.
Bukankah Rea tidak mau bermain denganmu?” kata Rin dengan tampang sedikit kesal
dengan Rea. “Dia benar, pergilah!” kata Rea dengan polosnya. Aku hanya bernafas
pasrah dan ikut bermain dengan Rin dan lainnya. Dari kejauhan aku melihatnya
hanya duduk dan tatapan yang memandang kami namun entah pikirannya berada
dimana.
Kami pun mulai permainan,
diawali dengan aku yang mukul bola dan ditangkis oleh suko, dan mengarahkannya
ke temannya, yaitu Rin. Rin siap-siap menyerang ia memukul dengan keras namun
masih bisa diambil oleh yumi teman 1 grupku, namun arah bolanya mengarah ke
belakang ke tempat Rea sekarang duduk. *bughhh* bola itu mengelinding kearah
tembok, tak ku sangka walaupun Rea sedang bengong, ia masih waspada dengan
sekelilingnya. Ia menangkis bola sekuat itu dengan 1 tangan. kami semua
benar-benar dibuat terkejut olehnya.
“kalau main yang bener”
katanya. “maaf Rea, aku tidak sengaja” kata Yumi dengan tampang bersalah. “kau baik-baik
saja, seharusnya tanganmu sakit menerima pukulan yang cukup keras tadi?”
tanyaku sambil menghampirinya. Bola yang tadinya terpental kearah tembok,
tiba-tiba kembali kearah kami. aku mencari sumber arah datangnya dan menemukan
2 pria yang sedang berdiri dengan tampang sok keren, tapi memang keren sih….
“aku tak menyangka kau gadis
yang perkasa” kata pria berambut hitam pendek itu. Kami semua memandang kedua
pria itu dengan terpukau, tentu saja kecuali Rea. Aku tersadar dari lamunan dan
beralih pada Rea lagi, namun ia sudah duluan pergi, aku ingin menyusulnya namun
aku berhenti saat pria berambut hitam itu memegang tangan Rea dan meneliti
tangan yang terluka akibat bola tadi. “ini pasti sakit kan? Kau bisa meminta
bantuanku sebagai seorang cowok” tawarnya dengan tampang sok.
“ini tidak sakit. Dan aku ga
perlu bantuan dari seorang cowok sepertimu!” jawab Rea dengan tatapan tak kalah
sok. “Aku rasa mereka mempunya sifat yang mirip” kataku dalam hati. “kalau
begitu bagaimana kalau kita bertanding?lagi pula urusan kita tadi belum selesai
kan?” kata pria itu. “ada urusan apa Rea dengan pria itu?”Tanya batinku
penasaran. “aku tidak tertarik” jawab Rea. “kau takut ya?tenang aja one by one
kok!”tantang pria sok itu.”Riu, dia itu perempuan,apa kau serius bertanding melawannya?lagi
pula dia terluka. Kau bisa dianggap pengecut kalau melawan dia” kata pria yang
satunya lagi. “kau yang memaksa!” kata Rea tiba-tiba. Gila ga bisa, dengan
kondisinya seperti itu bagaimana bisa…
“ga bisa…. Ga bisaa…lihat
dong tangan Rea kan terluka. Ga adil tuh namanya!” tentangku keras. “yui, ini
bukan urusanmu! Lagi pula aku juga ingin kasi pelajaran pada pria yang sok
ini!” katanya penuh percaya diri. “oh ya?” ejek pria itu….
Pertandingan antara dua orang
sok itupun tak terelakkan lagi, aku hanya bisa berdoa agar luka Rea tidak
bertambah parah….
~to be
continue~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar